Jika Microsoft mengklaim Kinect untuk Xbox 360 sebagai alat pengendali game paling mutakhir yang bisa menghadirkan sensasi saat sedang bermain, namun tidak bagi Sony. Perusahaan asal Jepang ini mengaku telah menemukan sejumlah kelemahan pada sistim kontroler milik pesaingnya.
Sebagai kompetitor, Sony yang juga memiliki kontroler serupa pada produk PlayStation Move, sudah barang tentu akan terus mengeksploitasi kelemahan para pesaingnya, khususnya Microsoft. Kali ini, Sony menemukan satu kelemahan bahwa kontroler milik Kinect tidak bisa digunakan untuk jenis game tertentu. Terutama untuk game yang memerlukan deteksi gerakan dengan cepat.
"Dibanding Kinect, Move lebih cocok di semua jenis Game. Kamera pada PlayStation Eye dapat mendeteksi gerakan hingga 60 FPS (frame per detik), sedangkan Kinect hanya bisa mendeteksi 30 FPS. Itu artinya Kinect tidak bisa digunakan untuk game yang membutuhkan gerakan cepat," ucap Anton Mikhailov, Engineering PlayStation Move.
Sony juga mengatakan bahwa menggunakan Kinect bakal menguras 'tenaga' Xbox 360 hingga 10-15 persen dan memori hingga 50MB. Berbeda dengan dengan PlayStation Move yang diklaim tak banyak membutuhkan sumber daya.
"Move hanya memakan resource sekitar 1 persen dan memori tidak lebih dari 1 MB," tambah Mikhailov
Meski sempat dihebohkan dengan beragam berita miring, misalnya, seperti sulitnya mendeteksi pemain berkulit hitam, membutuhkan ruangan yang cukup terang, hingga aturan berpakaian, namun tidak menyurutkan gamer untuk memiliki kontroler Kinect. Buktinya, dalam 25 hari pertama penjualannya kontroler tersebut terjual sebanyak 2,5 juta unit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar