Selasa, 01 Februari 2011

Bedah Teknologi Nintendo 3DS

Memang teknologi 3D akhir-akhir ini mulai terkenal, mulai dari film-film box office yang selalu tampil dalam dua versi (3D dan 2D), sampai dengan berbagai produsen TV yang mulai berlomba-lomba untuk memproduksi TV 3D. Tapi teknologi (dikenal dengan nama Stereoscopy) yang digunakan oleh film bioskop dan juga TV 3D tersebut semuanya membutuhkan alat bantu untuk bisa berfungsi dengan benar. Mengingat Nintendo 3DS (handheld baru Nintendo, penerus seri DS) tidak membutuhkan alat Bantu sama sekali, jika demikian, teknologi apa yang akan digunakannya? Berikut ini adalah beberapa teknologi 3D tanpa alat Bantu yang saat ini sudah digunakan di berbagai gadget (mulai dari iPhone, telepon genggam dari Hitachi, sampai DSi sendiri).



DSi pun sebenarnya sudah mampu tampil 3D

Autostereoscopy
Jika teknologi 3D yang menggunakan alat bantu dikenal dengan nama Stereoscopy, maka teknologi 3D tanpa alat Bantu dikenal dengan nama Autostereocopy. Autostereoscopy sendiri pada dasarnya menggunakan prinsip sama dengan Stereoscopy, yaitu menampilkan dua gambar berbeda yang masing-masing ditangkap oleh mata kiri dan kanan dari manusia. Tapi bedanya jika di Stereoscopy manusia yang menggunakan kacamata, maka di Autosterescopy ini, alat peraganya (TV, telefon genggam, handheld, dll) yang menggunakan “kacamata”. Untuk saat ini ada dua cara yang biasanya digunakan untuk mencapai Autosterescopy yaitu Parallax barrier dan Lenticular Lense, berikut ini adalah keterangan mengenai dua metode tersebut.



Demo Autosterescopy

Lenticular Lense
Lenticular Lenses adalah teknik yang menggunakan beberapa kaca pembesar untuk menampilkan pembesaran dari sebagian gambar jika dilihat dari sudut tertentu. Dalam prakteknya, Lenticular Lenses bisa digunakan untuk menampilkan gambar 3D dari sebuah gambar 2D karena mata kiri dan kanan penonton akan menangkap gambar yang sama tapi dengan pembesaran di bagian yang berbeda. Hal ini kemudian akan menimbulkan efek 3D seperti pada teknik Stereoscopy.

Parallax Barrier
Parallax Barrier adalah teknologi yang melibatkan selembar lensa/LCD dengan banyak celah diseluruh permukannya. Dengan adanya celah-celah ini maka suatu alat peraga (layar televisi, layar handphone, dll) mampu menampilkan dua set pixel yang berbeda dari gambar yang sama, jika dua set gambar ini ditangkap oleh mata manusia dari sudut tertentu maka akan timbul efek 3D. Kelemahan terbesar dari teknik ini adalah, karena jumlah maupun posisi celah di lensa tersebut tidak bisa diubah, maka jarak dan sudut pandang yang harus “ditaati” oleh seorang manusia untuk bisa melihat efek 3D tersebut juga sangat terbatas. untungnya untuk sebuah handheld, jarak dan sudut pandang bisa disesuaikan dengan cukup mudah.

Head Tracking
Head Tracking adalah kemampuan suatu alat untuk mendeteksi gerakan kepala dan menyesuaikan sudut pandang kamera sesuai dengan gerakan tersebut. Artinya jika suatu penonton yang sedang melihat televisi dengan teknologi ini menggerakkan kepalanya ke depan, belakang, kiri, atau kanan, maka tampilan gambar di televisi juga akan ikut bergerak mengikuti kepala orang tersebut. Teknologi ini sendiri sudah diterapkan di salah satu game wii ware khusus Jepang Rittai Kakushi e Attakoreda (lihat gambar di bawah). Dalam game hidden object ini seorang pemain bisa menggerakkan kepalanya untuk mengganti sudut pandang dari gambar yang sedang ditampilkan. Selain itu, Head Tracking juga pernah di demokan oleh seorang gamer bernama Johhny Chung menggunakan wiimote dan kacamata bersensor (gambar kanan). Satu hal yang harus diingat, Head tracking tidak mampu menampilkan gambar 3D sendiri. Artinya gambar yang dilihat oleh pemain sudah harus merupakan gambar 3D dengan berbagai perspektif yang berbeda. Head Tracking tidak bisa membuat gambar 2D Nampak muncul seperti sebuah gambar 3D, tapi ia bisa membuat gambar 3D menjadi jauh lebih nyata dan tampak timbul.



Head Tracking bisa diimplementasikan ke Wii

Accelerometer-Based 3D
Teknologi yang satu ini sudah diterapkan di iPhone, dan juga sudah ada beberapa game yang menggunakannya. Salah satu yang paling sederhana adalah Word Fu. Teknologi ini menggunakan Accelerometer yang terdapat di suatu alat untuk mendeteksi kemiringan dari alat tersebut. Ia lalu menggunakan data ini untuk mengirim sudut pandang yang sesuai dengan kemiringan alat. Misalnya, di Word Fu jika Kamu memiringkan alat ke kiri dan ke kanan, maka kamu bisa “mengintip” huruf yang tertulis di sisi kanan dan kiri dari balok yang ada. Sekali lagi, teknologi ini juga hanya memperkaya pengalaman bermain 3D, dan bukannya bisa mengubah sebuah gambar 2D menjadi 3D.

Nintendo 3DS Menggunakan Yang Mana?
Jadi kira-kira fitur mana yang akan digunakan oleh Nintendo? Saya kira fitur Headtracking sudah pasti akan di implementasikan di 3DS, toh fitur ini juga sudah ada di DSi (dengan hasil yang sangat luar biasa), jadi akan sangat konyol jika Nintendo tidak menggunakannya untuk 3DS (yang kompatible dengan game-game DSi). Tapi jangan lupa, headtracking tidak bisa menghasilkan efek 3D dari sebuah gambar 2D biasa, jadi saya kira Autostereoscopy juga pasti akan menjadi salah satu fitur dari 3DS. Mengingat Sharp sudah memproduksi layar LCD baru, dengan teknologi Parallax Barrier, saya kira teknik itulah yang akan digunakan Nintendo.
Bagaimana dengan Accelerometer-based 3D? Terus terang dalam hal memperkaya pengalaman bermain 3D, fitur ini masih kalah jauh jika dibanding dengan Head Tracking (melihat kasus game yang ada di iPhone dan DSi). Tapi menurut gosip yang ada, 3DS juga akan menyertakan sebuah Accelerometer, memang sih kemungkinan ini hanya akan difungsikan sebagai tilt kontrol saja, tapi tidak ada salahnya jika fungsi ini kemudian digunakan sebagai fitur 3D cadangan bukan? Jadi kesimpulannya, saya yakin 70% bahwa Nintendo akan menggunakan teknologi Parallax Barrier dan juga Head Tracking untuk menampilkan gambar 3D di 3DS, sementara itu untuk Accelerometer-based 3D kemungkinannya hanya sekitar 25%.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar